Analisis Dampak Erupsi Gunung Semeru Terhadap Lingkungan

 


Erupsi Gunung Semeru yang baru saja terjadi merupakan peristiwa yang sangat mengguncang. Gunung Semeru, yang dikenal sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa, meletus dengan dahsyat, dan menghasilkan awan panas yang meluncur ke lereng gunung.


Komunitas dan pemerintah melakukan berbagai upaya untuk segera mengkoordinasikan evakuasi dan penanganan darurat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mereka juga bekerja sama dengan pihak seperti TNI, Polri, dan relawan. Begitu juga dengan komunitas lokal yang berperan penting dalam respons awal. Banyak yang membantu dalam proses evakuasi, memberi bantuan logistik, atau membuka rumah penampungan sementara.


Erupsi ini menghasilkan abu vulkanik dan gas berbahaya seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2). Partikel ini dapat menyebabkan penurunan kualitas udara dan mengganggu pernapasan manusia serta kesehatan hewan, dan tumbuhan. Material vulkanik yang terbawa oleh aliran lahar dan abu vulkanik juga dapat merusak kualitas tanah. Aliran lahar dan hujan abu vulkanik dapat mencemari sungai dan danau, yang akan mengganggu ekosistem air dan sumber daya air yang digunakan masyarakat.


Peneliti Gunung Api atau Valcano Hazard Universitas Gadjah Mada (UGM), Herlan Darmawan, menjelaskan bahwa Gunung Semeru merupakan gunung api stratovulcano, yaitu vilkanian dan strombolian. Letusan vilkanian memiliki ciri letusan eksplosif yang kadang-kadang menghancurkan kubah dan lidah lava yang sudah terbentuk sebelumnya. Sementara itu, letusan strombolian biasanya ada pembentukan kubah dan lidah lava baru.


Ahli Vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Eng. Mirzam Abdurrachman, menyebutkan erupsi ini terjadi akibat terkikisnya material abu vulkanik yang berada di tudung Gunung Semeru. Karena curah hujan yang cukup tinggi ini, abu vulkanik yang menahan di puncak terkikis oleh air.


Pemerintah dan berbagai komunitas kemanusiaan terus bekerja keras untuk membantu masyarakat yang terdampak dan juga memulihkan kondisi lingkungan


(EOW)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIKLAT UKORDA VIII UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 2023

PENYEBAB VIRUS INFLUENZA (FLU) DAN TIPS MENGATASINYA

Pembagian buku tabungan mahasiswa penerima KIP di UMSIDA pada kamis 7/12/2023